Sinopsis
Studi sirah nabawiyah ini dimaksudkan untuk meluruskan cara pandang dalam memahami tentang diri dan karasulan Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wasallam sebagai sosok ideal dalam memahami, mengamalkan, dan menda`wahkan Islam, serta sebagai upaya untuk memetik pelajaran berharga dari perjalanan da`wah Rasulullah bersama para sahabatnya dalam membangun peradaban dunia berdasarkan wahyu ilaahi. Studi singkat dan ringkas ini insha Allah akan disajikan dalam tujuh topik pembahasan yang diringkaskan dari sekian banyak topik dalam kitab-kitab sirah nabawiyah, baik pada periode Makkah maupun periode Madinah. Selain data data sejarah kehidupan Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam dan para sahabat di empat belas abad yang lalu yang akan menjadi dasar dalam membangun analisa, juga melandaskan pada tadabbur ayat ayat Al Qur`an dan Hadits. Studi sirah nabawiyah tidak boleh berhenti pada belajar tentang masa yang telah berlalu, tetapi harus sampai pada belajar dari masa lalu untuk dijadikan pedoman dalam da`wah masa kini, dan menerawang tentang masa yang akan datang, karena sejatinya sejarah adalah sesuatu yang berulang, hanya aktor, situasi, dan kondisinya saja yang berbeda.
Minggu 1: Urgensi Studi Sirah Nabawiyah untuk Da`wah
Diangkatnya Muhammad shalallahu `alaihi wasallam sebagai Nabi dan Rasul adalah suatu nikmat besar, karena kehadirannya menjadi rahmat bagi semesta alam. Mempelajari perjalanan hidup dan da'wah Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam bersama para sahabatnya, adalah mempelajari pribadi yang ideal dalam memahami, mengamalkan, dan menda'wahkan Islam, sekaligus juga merupakan gambaran masyarakat ideal yang dibangun diatas tuntunan wahyu Ilaahi. Selain itu, bagi insan yang beriman, kehidupan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersama para sahabatnya bukan saja harus dijadikan teladan dalam menjalani hidup dan kehidupan, tetapi juga harus dijadikan sebagai tolok ukur keteladan. Karena itu maka mempelajarinya adalah suatu keniscayaan.
Minggu 2: Kemuliaan Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wasallam dan sikap seorang muslim terhadapnya
Kemuliaan dan kesuksesan Nabi Muhammad Shalallahu `alaihi wasallam telah menjadi realita dalam perjalanan sejarah manusia. Namun realita tersebut disikapi secara beragam, ada yang mensikapinya dengan ifrath (mengkultuskan) dan ada juga yang mensikapinya dengan tafrith (meremehkan) terhadap diri dan kerasulan Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wasallam. Karena itu mempelajari kehidupan Nabi shalallahu `alaihi wasallam baik sebagai hamba Allah dan utusan-Nya secara seimbang, adalah jalan yang terbaik agar terhindar dari ifrath dan tafrith. Kesimbangan dalam memahami yang diikuti dengan sikap yang tepat kepadanya berdasarkan petunjuk wahyu yakni mahabbah, ittiba`, tha`ah, dan tauhidul uswah akan mendatangkan keridhaan Allah dan kebahagiaan dunia akhirat.
Minggu 3: Sikap seorang muslim terhadap diri dan kerasulan Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wasallam.
1. Kemuliaan dan kesuksesan Nabi Muhammad Shalallahu `alaihi wasallam telah menjadi realita dalam perjalanan sejarah manusia. Namun realita tersebut disikapi secara beragam, ada yang mensikapinya dengan ifrath (mengkultuskan) dan ada juga yang mensikapinya dengan tafrith (meremehkan) terhadap diri dan kerasulan Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wasallam.
2. Mempelajari kehidupan Nabi shalallahu `alaihi wasallam baik sebagai hamba Allah dan utusan-Nya secara seimbang, adalah jalan yang terbaik agar terhindar dari ifrath dan tafrith.
3. Kesimbangan dalam memahami yang diikuti dengan sikap yang tepat kepadanya berdasarkan petunjuk wahyu yakni mahabbah, ittiba`, tha`ah, dan tauhidul uswah akan mendatangkan keridhaan Allah dan kebahagiaan dunia akhirat.
Minggu 4: Peta dan Faktor Kesuksesan Da`wah Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam
Ringkasan Materi : “Da`wah Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam berlangsung secara bertahap (marhaliyah), baik ditinjau dari segi materi, motode, maupun media da`wahnya. Pada setiap tahapannya berjalan dengan penuh kesuksesan. Diantara faktor utama kesuksesan da`wah Nabi adalah kesempurnaan Islam dan komperhensifitasnya, kepribadian Nabi dan keteladanannya, serta keperpihakan Allah dan pertolongan-Nya. Ketiga hal ini harus dijabarkan dalam sejumlah poin penting agar mudah untuk di implementasikan dalam gerakan da`wah masa kini.
Minggu 5: Ragam dan Makna Ujian dalam Da`wah
Telah menjadi ketetapan Allah (sunnatullah) bahwa perjalanan da`wah ujian dan tantangan, baik dalam bentuk yang kasar seperti intimidasi (At takhwif) maupun dalam bentuk yang halus untuk menyesatkan (at tadhlil), juga dalam bentuk ujian kebaikan yang dirasakan enak (al khair) maupun ujian keburukan yang dirasakan tidak enak (as Syarru). Kesemuanya dilalui dan dihadapi oleh Rasulullah shalalallahu alaihi wasallam dengan penuh syukur, sabar, raja` (penuh harap), dan tafaul (optimis) akan pertolongan Allah Jalla Jalaaluh. Keempat kata tersebut -telah terbukti dengan izin Allah- menjadi kunci meraih kesuksesan dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan.
Minggu 6: Hakekat Kemenangan dalam Da`wah
Setiap gerakan da`wah merindukan untuk meraih kemenangan dalam da`wahnya, walaupun tidak semua gerakan da`wah memiliki ukuran yang sama tentang menang dan cara untuk meraih kemenangan. Dari fakta peperangan pada zaman Rasulullah menunjukkan bahwa banyaknya jumlah pasukan dan tingginya jam terbang dalam perang, tidak identik dengan kemenangan, sedangkan sedikitnya jumlah pasukan tidak identik juga dengan kekalahan. Kemenangan sesungguhnya terletak pada pertolongan Allah, maka upaya maksimal untuk mengundang datangnya pertolongan Allah adalah suatu yang harus dilakukan bagi siapun yang merindukan kemenangan. Berpegang teguh pada prinsip-prinsip tauhid dan berkomitmen untuk taat dan patuh terhadap petunjuk Nabi shalallahu `alaihi wasallam serta istiqamah dan bersabar diatas dua prinsip tersebut adalah cara efektif untuk mengundang datangnya pertolongan Allah subhanahu wata`ala.
Minggu 7: Urgensi dan Profil Generasi Teladan
Eksistensi generasi teladan adalah sesuatu yang penting dalam sebuah bangunan peradaban, karena kepadanya generasi berikutnya akan berkiblat. Dalam pandangan Islam, generasi Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam bersama para sahabatnya adalah generasi teladan (khoirul qurun). Teladan dalam segala hal, baik dalam memahami, mengamalkan, dan menda`wahkan Islam pada diri, keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Ditengah upaya para pihak dalam menafsirkan ayat-ayat suci Al Qur`an secara bebas sesuai dengan situasi, kondisi, dan tujuan keduniaan yang ingin dicapai, maka mempelajari dan menyakini bahwa zaman keemasan Islam ada pada generasi pertama ummat ini yakni generasi Rasulullah dan para sahabat sebagaimana petunjuk Al Qur`an dan Hadits adalah sesuatu keniscayaan”. Bahwa telah menjadi fakta, terjadi berbagai fitnah dimasa para sahabat dari sejak wafatnya Rasulullah hingga masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu `anhu. Karena itu, memiliki dasar pandangan bahwa para sahabat adalah orang orang yang mulia dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wata`ala, namun para sahabat secara individu tidak ma`shum, dan mencermati gerakan penyebar fitnah pada masa itu, adalah sesuatu yang penting.
0 Comments