040 Refleksi tentang Islam, Westernisasi, dan Liberalisasi oleh Prof. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A., M.Phil, Universitas Darussalam Gontor

 

Sinopis

Dalam melacak sejarah kebudayaan yang dimiliki oleh suatu peradaban, penting untuk melakukan penelitian berdasarkan perspektif pandangan hidup. Hal ini dikarenakan setiap aktivitas keilmuan di suatu masyarakat akan membentuk cara pandang mereka terhadap dunia. Pandangan hidup yang dibangun di atas elemen-elemen ilmiah inilah yang kemudian mengkonstruk budaya-budaya masyarakat tersebut. Pandangan hidup tentunya tidak mungkin terbentuk sendirian. Ia akan bertemu, berkenalan, serta berasimilasi dengan pandangan hidup peradaban-peradaban lain.Teori ini diakui oleh
banyak ahli sebagai struktur yang menentukan lahirnya budaya-budaya dari peradaban manapun, termasuk Barat. Barat, dalam melahirkan budayanya juga bergantung terhadap Pandangan Hidup Barat. Pandangan Hidup Barat, ternyata dalam sejarahnya berhubungan sangat intens dengan Pandangan Hidup Islam yang termanifestasikan dalam konstruk peradaban yang tercakup pula di dalamnya konsep-konsep budaya. Pandangan Hidup Islam memberikan pengaruh besar terhadap konstruk Pandangan Hidup Barat, termasuk terhadap konsep-konsep budaya Barat. 

Minggu 1: Memahami Peradaban Barat
  • Peradaban Barat adalah campuran dari peradaban Yunani kuno yang di kawinkan dengan peradaban Romawi, dan disesuaikan dengan elemen-elemen kebudayaan bangsa Eropah terutamanya Jerman, Inggeris dan Perancis. Prinsip-prinsip asas dalam Filsafat, seni, pendidikan dan pengetahuan diambil dari Yunani; prinsip-prinsip mengenai hukum dan ketatanegaraan diambil dari Romawi. Sementara agama Kristen yang berasal dari Asia Barat disesuaikan dengan budaya Barat (SMN, Al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin,  ISTAC, 2000, hal. 164-165) 
  • William menggambarkan bahwa akar Abad Pertengahan adalah percampuran antara Yahudi-Kristen dan Yunani-Romawi yang terjadi dizaman kekaisaran Romawi. Namun, Romawi tidak bertahan lama dan digantikan oleh kultur Kristen-Latin, meskipun tanpa dukungan institusi yang kuat. Tak lama kemudian kebudayaan Jerman dan Celtic, khususnya Irlandia masuk dan mempengaruhi pandangan hidup Barat. Periode ini menurut William sangat penting bagi perkembangan kebudayaan Barat. (William R Cook dan Roland B Herzman, The Medieval Worldview). 



Minggu 2: Memahami Barat Modern Sekular
  • Modernisasi harus difahami sebagai pembaharuan yang terprogram dalam bidang politik dan ekonomi masyarakat dalam rangka mendukung hal-hal yang bersifat baru, berdasarkan innovasi dan temuan-temuan. 
  • Wilson tidak setuju dengan penggunaan modernisasi yang dikaitkan dengan Islam atau Kristen abad ke 20, meskipun dapat digunakan untuk modernisasi tradisi keagamaan.
  • Lloyd dan Sussanne Hoeber  Rudolph modern dan tradisi harus di hadap-hadapkan secara dichotomis bukan secara dialektis,  sebab dalam modernitas terdapat aspek aspek tradisional, dan dalam tradisi mungkin juga mengandung aspek-aspek modernitas. 



Minggu 3: Memahami Barat Postmodern

Istilah postmodernisme ini mula-mula dikenal dalam bidang kritik arsitek pada tahun 50 an dan 60 an, tapi kemudian segera meluas kepada reaksi terhadap modernism dalam bidang-bidang seni yang lain dan bahkan juga dalam bidang budaya, bahasa dan filsafat. Hasil Akhirnya (1) Hilangnya kepercayaan pada proyek modernitas (2). Tidak ada lagi pemikiran metafisis dan tidak ada lagi sesuatu yang bersifat mutlak. (3). Menolak pandangan bahwa dunia adalah sebuah totalitas universal, memiliki pendekatan yang berupa solusi akhir dan jawaban yang sempurna (4). Secara social keyakinan asasi dan prinsip universal yang awalnya mengandalkan argumentasi rasional atau Narasi Besar (grand narration/ metanarrativie) menjadi keyakinan individu, atau ketetapan yang berasaskan situasi tertentu sehingga menjadi kebenaran yang parsial, pluralistis dan relativistis yang disebut mini narrative. 



Minggu 4: Strategi Liberalisasi Pemikiran Islam Di Indonesia
  • Banyak umat Islam yang sudah mengamalkan agama (syariah) dengan baik tapi tidak mengerti pemikiran keagamaan, tidak memahami Islam sebagai peradaban
  • Bagi mahasiswa saat ini mata kuliah filsafat ditiadakan di hampir semua perguruan tinggi. Sehingga mahasiwa Muslim tidak tahu bedanya kebenaran sains, filsafat dan agama. 
  • Maka saat ini tidak banyak mahasiswa yang berminat pada pemikiran, sehingga tidak sadar ketika datang tantangan pemikiran sekuler & liberal. 
Solusi:
  • Liberalisasi perlu direspon secara akademis. 
  • Tradisi Pengkajian Islam perlu diintensifkan di kampus-kampus
  • Mahasiswa Muslim dari program studi apapun wajib memahami dan mengamalkan syariah Islam.
  • Pemahaman dan pengamalan syariah tidak cukup. Sebab syariah perlu diperkuat dengan aqidah dan diimplementasikan dalam perilaku dan pemikiran.
  • Mahasiswa harus mengerti konsep bagaimana berIslam secara intelektual dan moral. 


Minggu 5: Pluralisme & Pluralisme Agama 
  • Global Theology dan World Theology adalah aliran pluralism agama yang menteorikan bahwa dimasa depan nanti teologi agama-agama itu akan saling mendekat dan menjadi satu. 
  • Agama berkembang dari cara pandang ekslusif (menyalahkan agama lain), menjadi inklusif (membenarkan agama lain) dan akhirnya agama-agama itu menjadi satu dengan Teologi Global atau Teologi Sejagat
Teori Copernican Revolution J. Hick
  • Revolusi Copernicus dalam astronomi adalah transformasi cara manusia melihat alam semesta dan tempatnya didalamnya. Ia berarti perubahan dari dogma bahwa dunia adalah pusat galaksi kepada matahari sebagai pusatnya.
  • Maka cara melihat agama harus dirubah seperti dalam astronomi yaitu  dari gambaran Ptolemi yang menganggap bumi sebagai pusat alam semesta kepada gambaran Copernicus yang helio-centris. 
  • Dalam kaitannya dengan agama, cara pandang kita harus berubah dari berpusat pada doktrin satu agama kepada realitas social.
Problem Teori Pluralisme
  • “Agama” atau Religion dalam pandangan Hick adalah merupakan produk dari  pemahaman manusia terhadap Realitias Tuhan. 
  • Pendekatan yang dipakai John Hick untuk sampai kepada gagasan pluralisme agama adalah kultural dan ideologis dan mendekte pembaca untuk mengikutinya.
  • Doktrin pluralisme Hick hanya relevan untuk kultur Barat. Pikiran-pikirannya lebih cenderung mewakili sebuah kultur (Barat) daripada  trans-kultural. 
  • Teori pluralisme agama John Hick mengesampingkan nilai-nilai transendental agama-agama, kesucian agama-agama dan melebur  dogma-dogma agama.
  • Pluralisme agama Hick diwarnai oleh doktrin relativisme postmodern. 
Bacaan Umum:


Kelas terbuka untuk semua tanpa memandang latar belakang pendidikan. Kelas ini gratis dan E-sertifikat akan diberikan kepada mereka yang menghadiri minimal lima kelas untuk setiap mata kuliah. Peserta yang berminat dapat mendaftar di https://bit.ly/KuliahIIIT .

Post a Comment

0 Comments